Tuesday, November 15, 2016

Apa kabar mahasiswa semester tua? Sehat?

Saya masih ingat saat masih menjadi maba unyu, kalau dulu mau lulus SMA ya tinggal ujian nasional aja. Lalu bagaimana dengan kuliah? Tentunya sangat berbeda. Melihat senior-senior yang semester 5 dulu mulai mikir KKN dimana, yang semester selebihnya udah mulai mikirin bakalan skripsi tentang apaan. 

"Pengen nih lulus 3,5 tahun, bisalah ya"
"Ah masih jauh juga skripsian"
"Nikmatin dulu aja masa-masa jadi maba"

Saya nggak pernah nyangka waktu berlalu secepat ini. Akhirnya resmi menjadi mahasiswa semester tua juga karena sudah bisa mengambil skripsi. Awal-awal masuk UGM ya mikir bakalan susah nggak ya kuliah di UGM, apalagi jadi mahasiswi rantauan. Setelah masa-masa asik-asikya jadi maba terlalui, melewati semester 1, semester 2, semester 3, semester 4, mulai sadar kalau sebentar lagi punya adik angkatan lagi. Sudah ikutan organisasi ini dan itu, lompat ke sana sini, mencoba mencari kenalan dan pertemanan. Eh dah KKN aja. Dengan berakhirnya KKN udah deh tanggungan yang sangat jelas tersisalah 'skrip-si'. 



Saya juga mulai menyicil. Nyicil dari niat, nyicil membuat konsep, nyicil nembung DPS, nyicil buat ngerjain. Dulu sewaktu pulang KKN, jujur saja saya sudah membuat rencana apa yang akan saya lakukan mengenai skripsi saya, mulai dari kapan bab 1 kelar, kapan bab 2, dan seterusnya, hingga kapan saya memutuskan untuk wisuda. Tapi...yah namanya juga rencana haha. 

Jadi begini rasanya menjadi mahasiswa tingkat akhir. Dulu saya sering bertanya "Apa sih kak yang buat ngerjain skripsi itu lama?" Ternyata beginilah ya. Ketika semuanya tergantung dari dirimu. Mungkin ada beberapa DPS yang akan memberikan deadline kepada mahasiswanya, Tetap saja sebagian besar membiarkan mahasiswanya untuk lebih inisiatif. Ternyata banyak faktor yang membuat skrip-si menjadi tak berprogress. Faktor diri sendiri tetap menjadi kunci utama mau seberapa skripsi itu akan dikerjakan, selanjutnya bisa jadi karena waktu untuk bertemu DPS. 

Sekarang sudah bulan November dan beberapa teman saya ada yang sudah kelar proposalnya, ada pula yang masih santai saja. Well, beberapa teman saya mengaku kalau agak 'stress' juga gara-gara melihat progress teman-teman lainnya yang melesat bak roket. 

"Eh dia dah ampe bab 3 lho"
"Dia dah sampai uji skala lho"
"Kemarin aku ke perpus terus ketemu yang penelitian payung dah jauh"
"Mau ketemu dps dulu mau ada yang direvisi"


Muncullah rasa-rasa takut kalau bakalan kelarnya lama, mulai mikir kalau teman-teman yang lain aja udah ada progress lah diri kita sendiri? Saya nilai wajar sih, kalau saya sendiri menjadikan ini sebagai motivasi saya agar bisa mengejar mereka juga. Saya menyadari ketika mengerjakan skripsi bersama teman, pasti akan lebih niat ngerjainnya. Ya sama aja kayak kalau mau bisa berenang ya belajarlah dengan yang jago berenang. Saya mengakui ketika skripsian ada temennya, niat buat ngerjain ada aja terus, karena ada yang diajak berproses bersama. Yang terpenting sih jangan dipikirin dan direncanakan doang, eksekusinya juga penting. Saya jadi ingat celetukan "Masuk UGM susah, Keluarnya UGM juga susah" 

Awal-awal pulang dari KKN, saya balik ke Bali sejenak, kembali ke Jogja saya memilih untuk refreshing dulu dengan mager-mageran di kosan selama seminggu. Tak lama kemudian saya mulai kalut, merasa waktu saya terbuang sia-sia. Mulailah mencari-cari jurnal, mencari ide untuk skripsian. Setelah menemukan DPS yang tepat dan menyampaikan apa yang ingin diangkat ada sedikit harapan kalau target bisalah tercapai. Paling tidak sebelum magang nanti, proposal bisa jadi. Entah kenapa sekarang jadi pesimis. Ada perubahan di konsep, bingung memulai dari mana lagi. Akhirnya saya menyibukkan diri mengikuti kegiatan lain sembari menjaga kebugaran tubuh. Eh, kirain bisa dicicil saat pagi-siang buat skripsi, sore-malam bisa buat berproses di organisasi, yah sama aja. Bangunnya siang hadeh. Saya menyadari kadang sayanya aja yang wacana. 

Sebagai mahasiswa psikologi pasti secara sadar ataupun tidak akan memperhatikan teman lainnya. Yang mampu fokus untuk mengerjakan skripsisnya. Bahkan kemarin saya sempat melirik apa yang dikerjakan teman sebelah saya ketika kuliah, ya nyicil skripsi bahkan udah agak jauh. Hati saya rasanya terpukul. "Apa yang sudah kamu lakukan selama hampir 3 bulan ini?" Jadi begini kenapa pada mundur-mundur lulusnya. Nggak heran kalau masih ada senior yang masih aja ngerjain skripsi. Benar-benar baru paham ketika menjalaninya. 

Sedikit tips sedikit (walaupun saya pun sedang berusaha menjalaninya) untuk yang sedang menjalani skrip-si:

1. Carilah teman seperjuangan 
Ini bener banget, nggak heran kalau yang penelitian payung bakalan lebih cepat lulusnya karena ada temannya, sama-sama nyari bahan, sama-sama ketemu dosen, sama-sama ngambil data. Yang nggak penelitian payung ya bisalah nyari yang nggak payung juga hehe. Rajin-rajinlah mengajak teman buat "Ayo skripsian yo"

2. Jangan tunda ketemu DPS dan terus berkomunikasi dengan Beliau 
Ini pernah saya alami, karena saya ada acara, saya tidak bisa bertemu dengan DPS. Setelah menentukan hari yang lain, saya lupa untuk kembali mengkonfirmasi di hari itu. Alhasil Beliau lupa dan rapat lain. Ternyata setelah itu Beliau sudah ada banyak agenda hingga akhir bulan. Nah, saya jadi sedikit was-was jadinya. Padahal sebentar lagi Desember yang artinya bakalan liburan dan saya akan magang. Oh no! Ini pelajaran yang sangat penting saya. Saya berusaha tidak menomorduakan si-skrip-si ini. Saya ingat saat pertama-tama saya bingung menghubungi calon DPS, saya terlalu mengumpulkan niat, untung saja saya cerita ke beberapa teman saya dan selalu saja ditanya "gimana dah menghubungi DPS belum?" Untung punya reminder yang rajin nanyain dan ngingetin. 

3. Buatlah Timeline dan tempel!
Nggak cuman event aja yang punya timeline, kalau perlu hidup juga punya timeline. Saya memang senang untuk menulis target-target yang ingin saya capai di papan, biar gak lupa dan selalu ingat kalau ada tanggungan. Biar teman yang masuk kamar kosan juga tau kamu punya target apa, nanti dia bisa jadi reminder kamu deh. Well, saling mengingatkan. 

4. Yang mana prioritasmu?
Ini pertanyaan yang agak sulit saya jawab sebenarnya. Saya merasa masih ada beberapa target yang belum saya capai selama menjadi mahasiswa S1, saya berharap mencapainya sebelum saya benar-benar wisuda. Alhasil saya galau. Orangtua telah memberi deadline maksimal kelulusan, saya masih menghitung-hitung perkiraan waktu yang tepat. Ditambah lagi saya nantinya akan magang. Saya masih ingin menggunakan privilege sebagai mahasiswa S1 dengan maksimal khususnya untuk study saya. Galaulah saya. Saya ingat teman saya berkata "Hidup itu pilihan. Jadi ya kamu harus milih." Bila ingin skripsi cepat kelar ya letakan ia ditingkat teratas. 

Semoga dengan menulis ini, saya benar-benar tersentil dan mulai benar-benar mengatur waktu dengan baik demi kebaikan skripsi, study dan orangtua saya. Buat teman-teman yang baca ini dan sedang skripsi juga semangat! Ayo kita berjuang bersama hehe.

Cheers

No comments:

Post a Comment