Monday, October 19, 2020

Vietnam: Wisata Kuliner Sehari di Hanoi

Tahun 2020, menjadi tahun yang special untuk para traveller karena paspor menjadi salah satu hal yang nggak berguna. Butuh satu setengah tahun untuk melanjutkan cicilan cerita perjalanan saya ke Vietnam. Dikarenakan kangen banget buat liburan, akhirnya ngecek-ngecek foto foto-foto travelling yang belum sempet diedit. Kalau ada yang minat liburan ke Vietnam setelah pandemik ini berlalu, saya akan kasi beberapa rekomendasi.

Penerbangan ke Hanoi dimulai dari Kuala Lumpur menggunakan Air Asia. Setelah menempuh perjalanan selama 3 jam 15 menit, akhirnya sampai juga di Noibai Airport. Kesan pertama baru mendarat langsung melihat petugas keamanan yang berbaju warna hijau lumut, yang bagi saya sih langsung kepikiran petugas keamanan di Korea Utara gitu. Wajar saja, soalnya paham yang dianut adalah komunis. Saya masih ingat pertama kalinya membaca sebuah larangan dalam bahasa Vietnam, namun dalam bahasa inggris hanya dua kata yang artinya ‘no trolley’.

Melewati imigrasi nggak begitu lama dan nggak banyak ditanya juga. Tapi kalau dari Amerika Serikat malah lebih lama ditanya-tanya. Saya baru tahu kalau orang US mau ke Vietnam perlu mengurus visa dulu sebelumnya. Setelah melewati imigrasi, tujuan pertama nuker uang dan beli SIM card. Jadi, sebelum ke Vietnam tuker dulu ya rupiah ke US Dollar. Kalau nggak salah waktu itu ratenya US$1 setara dengan 23,000 dong (mata uang Vietnam). Harga SIM Card kalau nggak salah sekitar 200,000 dong. Setelah complete semua, cus pergi ke kota. Oh ya, ternyata kalau di Hanoi nih, orang-orang yang jemput keluarga atau temennya gitu ngasi bucket bunga. Jadi banyak tuh yang jualan bucket bunga di airport.

Gimana cara ke pusat kota?

Ada beberapa cara bisa naik bus umum, bus yang disediakan maskapai, atau taxi. Saya sih memilih untuk menggunakan bus umum. Bus nomor 86 menuju Hanoi/ Old Quarter. Harganya 35,000 dong per orang, harganya termasuk murah sih ini. Perjalanannya sekitar 45 menit, turunnya di Hoan Kiem Lake. Nah kalau mau pasti, tanya aja sama petugas yang narikin duit untuk bayar tiket. Cukup bilang aja nama tempatnya, nanti dia ngasi tau kalau emang harus turun.

Bus 86 menuju Hanoi/Old Quarter


Exploring Old Quarter, Hanoi

Bun Cha Ta

Langsung memulai wisata kuliner dong! Karena penerbangan ke Hanoi nggak dapet makan, jadinya laper banget. Sebelumnya saya udah searching banyak banget tempat makan via tripadvisor. Sebenernya tempat pertama yang akan dikunjungi itu Banh Xeo Zon Pancake tapi malah tutup. Akhirnya pindah destinasi ke Bun Cha Ta, nggak begitu jauh sih. Masih di sekitaran Hoan Kiem Lake. Tempatya nggak begitu besar sih, lantai 2 gitu, tempat duduknya menarik banget. Di tempat ini menunya ada dalam bahasa inggris juga kok jadi setiap nama makanan, di bawahnya ada keterangan isinya apa aja. Saya nggak terlalu ingat nama makanannya apa aja, yang paling inget mesen Pho sih. Btw, saya kaget banget mereka ngasi sayuran banyak banget, hampir sebaskom gitu.

Bun Cha Ta

Pesen buat porsi berempat, terus karena laper banget porsinya agak banyak. Harga makanannya pun affordable dan yang pastinya makyuus. Kalau nggak salah nih, makan berempat habis 350,000-an dong. Ini menjadi tempat pertama makan di Hanoi, sekaligus makan makanan Vietnam pertama kali. Bener-bener melebihi ekspetasi saya sih. Enaaak pol! First impression of Hanoi is the best culinary spot!




Café Giang

Setelah ngisi perut kosong, lanjut nih mau nyantai gitu di café. Vietnam itu terkenal dengan kopinya, kopi Vietnam. Berdasarkan hasil berkelana di tripadvisor, salah satu café paling popular terus reviewnya super oke banget Namanya Café Giang. Langsung aja cus ke sana, karena masih bisa ditempuh sambil jalan kaki. Ikutin aja google maps, pasti nemu. 

Cafe Giang

Nungguin pesanan datang

Signature menu di sini itu Egg Coffee nya yang kudu wajib dibeli kalau mampir ke sini. Harga minumannya mulai dari 25,000 dong. Baru nyampe udah rame banget, syukurnya kita langsung dapet tempat. Tempatnya agak kecil sih, kursi dan mejanya mini haha. Mungkin agak kurang nyaman kalau orang-orang yang rada tinggi, atau kakinya panjang kudu duduk di kursi yang kayak buat anak TK gitu. Nunggunya nggak begitu lama sih. Begitu egg coffee dan egg with chocolate nya dateng, langsung srupuuut. WOW. Super enak banget. Tapi kalau buat orang yang nggak begitu suka minuman manis, mungkin akan agak eneg gitu. Ini serius sih enak banget. Lembut bangeeet waktu diminum.

 Egg with chocolate and Egg Coffee


Hoan Kiem Lake

Saatnya membakar kalori setelah perut sudah terisi amunisi. Kebetulan hari pertama samapai di Hanoi itu Minggu, jadi bertepatan dengan car free day. Lumayan bisa jalan-jalan pagi, kebetulan banyak yang jualan buah di pinggir jalan dan keliatan seger banget. 

Suasana car free day

Hoan Kiem Lake

Terus, beberapa snack di pinggir jalan. Nah, kudu waspada nih kalau ada yang tiba-tiba nyamperin terus asal ngasi bungkusan makanan gitu. Walau pun dibilangnya boleh nyoba, bukan berarti gratis. Itu secara nggak langsung, maksa buat beli kalau kiat udah megang gitu. Cukup belajar dari pengalaman itu, nggak lagi deh nerima dari penjual snack di pinggir jalan.


The Note Coffee

Masih jalan-jalan di sekitaran Old Quarter, kali ini saya dan adik saya nyoba another coffee dan ice coffee (lupa sih kopi apa). Yang menarik dari café ini sebenernya mereka bakalan nyediain semacem post-it yang bis akita tempel di dinding café. Hampir seluruh dinding dipenuhi tempelan notes yang berisi entah quote, wishes, atau hanya bukti peninggalan jejak dari pengunjung kalau pernah ke sini. Harganya lebih mahal ketimbang (start from 28,000 dong) Café Giang tapi pilihan minumannya bervariasi, plus ada pilihan makanan juga kalau masih lapar.

Pemandangan dari lantai 2



St. Joseph’s Cathedral

Lanjut keliling-keliling, kita mampir ke salah satu gereja yang menjadi icon di Old Quarter ini. Sebenernya saya sempat menonton acara program jalan-jalan gitu, tapi lupa nama programnya apa dan episodenya ke Hanoi. Sayangnya, cuacanya agak mendung juga hari itu, jadinya fotonya agak kurang oke. Ini merupakan salah satu Roman Catholic Cathedral dan arsitektur gereja ini mirip dengan Notre Dame de Paris.

St. Joseph's Cathedral


Bami Bread - Banh Mi Hoi An

Kalau ke Vietnam, nggak lengkap dong kalau nggak nyoba Banh Mi-nya. Banh Mi ini sebenernya Vietnamese sandwich. Berkat tripadvisor, ini salah satu tempat Banh Mi yang reviewnya cukup oke dan dekat juga dari Kawasan Old Quarter. Sebenernya ada banyaaak banget tempat jualan Banh Mi. Harga Banh Mi di sini mulai dari 16,000 dong. Saya beli yang paling simple, Pate-Trung.

Bami Bread

Garden House

Saatnya makan malam! Yeay! Di sini tersedia banyak pilihan makanan, termasuk buat yang milih vegetarian, vegan, and gluten free options. Dikarenakan belum sempet nyoba Banh Xeo waktu pagi tadi, saatnya mencoba salah satu makanan wajib kalau travelling ke Vietnam, dan tentunya Pho. 

Garden House

Oh iya, kebanyakan menu di sini nggak termasuk nasi ya, kalau pengen nasi tinggal bilang aja nanti dikasi gratis se-baskom! Jadi jangan kaget, plus kalau mau nambah rice noodles, kadang dikasi gratis juga lho. Waktu pesan nasi satu porsi, eh yang dateng sebaskom, inget banget sampe nolak karena kebanyakan. Mereka tetep bilang ‘nggak papa, kita nggak kekurangan nasi kok, ambil aja sepuasnya’.


Banh Xeo

Ta Hien Street (Beer Street)

Saya berencana untuk bertemu dengan beberapa traveler yang kebetulan sedang berlibur di Hanoi sebelum saya melanjutkan perjalanan ke Sa Pa malam itu. Masih ada waktu sekitar 1,5 jam, akhirnya saya memutuskan untuk bertemu di Ta Hien Street, dimana ini menjadi jalan yang khusus untuk mencoba beer, termasuk Vietnamese beer. Saya mengetahui tempat ini juga dari program travelling korea selatan yang pernah saya tonton. Harga beer termurah di sini hanya 5,000 dong alias sekitar Rp 3,000 aja. Walau pun saya nggak nyoba sih yang itu, nyobanya yang lain. Harga minuman di sini cukup bervariasi, tergantung tempat juga, indoor atau outdoor.


Ta Hien Street

Sebenernya saya hanya ada waktu sehari saja untuk berkeliling di pusat kota, karena tujuan utama sesungguhnya ke Sa Pa. Jujur, saya merasa betah banget di hari pertama, apalagi ini pertama kalinya saya culinary travelling di luar Indonesia. Tujuan utamanya untuk icip-icip kuliner dan cocok banget sama lidah saya. Kalau kamu mau liburan ke Hanoi, sehari-dua hari saja sudah cukup puas sih, terutama kalau kamu pengen fokus kulineran. Sebagian besar bisa dijangkau dengan jalan kaki juga, karena mendung hari itu jadi pas untuk jalan kaki. Nah kalau lagi panas-panasnya, mungkin bisa order grab sih. Next posting will be journey to Sa Pa!

Gang di Kawasan Old Quarter

Cheers!

No comments:

Post a Comment