Bali memang nggak ada
habisnya kalau mau dijadiin tempat buat berlibur, termasuk bagi saya sendiri
yang asli dari Bali. Terkadang memang benar ya karena menganggap “dekat” jadi
kapan saja bisa ke sana. Tapi kenyataanya jujur aja, saya belum pernah
benar-benar jalan-jalan dan menikmati suasana Ubud sepenuhnya. Dulu pernah
waktu SMA, sama teman-teman sepedaan pagi-pagi di sekitaran Ubud, kemudian
berenang. Lalu pulang deh. Setelah bertekad
untuk berlibur di Ubud bersama sepupu saya, terlaksanalah 2D1N di Ubud kali
ini. Yeay!
Jalan-Jalan ke Ubud |
Menuju Ubud
Tidak sulit sih untuk
mencapai Ubud, bisa pakai kendaraan pribadi, atau pakai jasa travel yang
menawarkan berbagai jenis paket menarik. Saya sendiri sih memilih naik motor ke
Ubud bersama sepupu saya, karena lebih cepat, lebih mudah nyelip sana-sini
mengingat biasanya Ubud kalau weekend selalu padat alias macet. Kalau dari
Denpasar biasanya tidak sampai 1 jam sudah sampai Ubud, tergantung macetnya
jalanan. Tanya google pun pasti langsung memberikan pilihan jalur tercepat
untuk kamu yang mau ke Ubud.
Nginep dimana?
Salah satu kegiatan
yang paling saya suka kalau liburan adalah hunting penginapan murah. Eits,
nggak cuman murah sih yang biasanya saya cari, tapi yang lokasinya cukup strategis,
hasil reviewnya juga oke, dan penampilan kamar yang menarik. Nah, untuk kali
ini entah kenapa pengen banget nyari kamar yang ada kelambunya sebagai
dekorasi. Setelah nyari-nyari harga yang pas, kami memilih menginap di Gembala
Homestay, yang sebenernya belum ada hasil reviewnya, tapi saya punya firasat
baik mengenai tempat ini.
Gembala Homestay |
Dan benar saja! Pelayanannya
sangat baik dari pemiliknya langsung, kamarnya tidak begitu banyak, mungkin
hanya 6 kamar. Ukuran kamarnya standar, tidak begitu sempit. Penataannya pun
apik, terdapat teko pemanas air, gelas, lemari, dan sebagainya yang menjadi
standar penginapan. Kamar mandinya bersih banget! Ada showernya dan closet
duduk, diluarnya ada wastafel dan ada hiasan bunganya gitu. Btw di sini
menggunakan kipas ya, menurut saya sih cukup adem kalau di Ubud jadi nggak
begitu masalah tanpa AC. Setelah check-in, kami disuguhkan rujak gratis dari pemiliknya hehe. Lumayan.
Sarapan pun disediakan
oleh pemilik. Enak banget! Pancake banana plus madu, teh, dan potongan buah papaya
dan semangka yang segeeer banget. Kalau kamu mau masak, ada fasilitas dapur
bersama juga lho. Jadi nggak ribet kalau tiba-tiba pengen makan malem-malem.
Sarapan Pancake Banana dan buah |
Harganya?
Seingat saya waktu itu
memang sedang promo jadi harganya ‘hanya’ Rp 150.000 permalam, dengan harga
segitu tentunya murah banget dengan fasilitas dan pelayanan yang oke banget.
Jaraknya pun nggak begitu jauh dari pusat Ubud. Paling cuman 5 menit sudah
sampai ke tempat-tempat menarik di kawasan pusat Ubud. Bisa langsung check aja
di aplikasi pemesanan hotel, waktu itu saya memesan via booking.com. Sampai
saya memposting ini, harganya sekitaran Rp 170.000/malam. Saya sangat
merekomendasikan tempat ini untuk yang mau menghemat di Ubud.
Mainnya kemana aja?
Oke selanjutnya
ngebahas kemana aja sih mainnya kalau ke Ubud. Jawabannya: banyak banget. Sekarang
tergantung berapa lama kamu bakalan stay
di Ubud. Karena saya hanya dua hari, dan nyampe Ubud udah siang, jadi saya
sudah mempertimbangkan beberapa lokasi yang akan saya kunjungi. Tentunya sebagian
besar tempat yang saya kunjungi pun belum pernah saya kunjungi sebelumnya.
1. Menyusuri Jalan Monkey Forest
Saya
sesungguhnya belum pernah sih masuk ke Monkey Forest, tapi saya lebih berminat
untuk menyusuri jalanan ini hingga menuju Ubud
Palace. Sepanjang jalan satu arah ini, kebanyakan kendaraan terparkir rapi
di sisi kiri jalan, ada banyak kios-kios dan juga tempat makan yang berjejer. Ini
pertama kalinya saya benar-benar merasa menjadi turis di ‘rumah sendiri’. Banyak
juga barang-barang bermerek yang dijual sepanjang jalan ini.
2. Ubud Palace
Diujung
perempatan Jalan Monkey Forest, ada Ubud Palace, tempat tinggalnya keluarga
kerajaan Ubud, tapi pengunjung hanya bisa memasuki area luarnya saja, tidak
sampai ke dalam rumah utamanya. Setidaknya untuk melihat-lihat kawasan jaba dari tempat tinggal keluarga raja
Ubud.
3. Gelato Secrets
Panas-panas
jalan kaki enaknya beli yang dingin-dingin dong. Selanjutnya saya membeli
gelato di Gelato Secrets. Pilihan rasanya cukup banyak dan ‘unik’ bagi saya. Tempatnya
tidak begitu besar. Jadi biasanya orang beli, langsung dimakan sambil jalan. Harganya
untuk satu scope Rp 30.000, dua scopes Rp 45.000, dan tiga scopes untuk cup saja Rp 60.000. Mereka
juga menyediakan menu lain sih, seperti minuman.
Pilihan rasa gelato yang disediakan |
4. Pasar Ubud
Perlu
belanja oleh-oleh atau mungkin barang-barang unik dari Ubud, bisa banget buat
mengunjungi Pasar Ubud, yang ada di seberangnya Gelato Secrets. Saya pun masuk
untuk cuci mata saja, sedangkan sepupu saya beli topi, karena lupa bawa topi
padahal cuaca lagi panas-panasnya. Jangan lupa untuk menawar ya biar sesuai
dengan harga di kantong hehe.
Barang-barang jualan yang ada di Pasar Ubud |
5. Terasering Tegalalang
Setelah
berjalan-jalan sekitaran pusat Ubud, kami mengunjungi Tegalalang Rice Terrace yang terkenal akan pemandangan sawahnya.
Kebetulan sudah agak sore, jadi paslah untuk mengendarai motor menuju
Tegallang. Tempatnya tidak begitu jauh, jaraknya sekitar 9 km, ditempuh dengan
waktu kurang dari 30 menit. Ikuti saja Jalan Raya Tegalalang. Tidak ketemu? Tanya
mbah google maps hehe. Nanti di kanan sudah disuguhkan hamparan sawah yang
memanjakan mata. Jika kamu membawa mobil lokasi parkirnya ada di kiri jalan dan
ada petunjuk ‘plang’nya. Sedangkan untuk motor lebih fleksibel, bisa parkir
dimana pun yang ada tukang parkirnya. Sesungguhnya ke sini sih nggak bayar,
cuman bayar seiklasnya aja. Kalau mau mengelilingi seluruh kawasan capek juga sih.
Lumayan dah ngadem lihat yang ijo-ijo semuanya, oh iya lumayan naik turun juga
lho sekalian olahraga.
6. Seniman Coffee
Oke
setelah cukup berolahraga di Terasering Tegalalang, kami mampir ke Seniman Coffe
untuk meneguk kopi. Awalnya sih teman saya yang merekomendasikan tempat ini
karena kopinya enak katanya. Cafenya dua lantai, ruang berAC dan tidak,
kebetulan karena kepanasan habis jalan, kami memilih untuk ngadem di ruang
berAC. Untuk range harga sih normal seperti café pada umumnya, start dari Rp
30.000 untuk kopinya. Btw, nggak cuman kopi aja lho, masih banyak minuman sehat
yang ditawarkan di tempat ini. Ada cemilannya juga yang bisa kamu santap selagi
ngopi.
7. Pasar Gianyar
Setelah
mandi dan menikmati sunset di balkon atas penginapan, kami memutuskan untuk
makan di Pasar Gianyar. Jaraknya sekitar 10 km dari penginapan. Udah lama juga
nggak makan di Pasar Gianyar, jadi kangen pengen makan di sana. Pilihan makananya
sebenarnya agak mirip sih, kebanyakan masakan tradisional Bali. Tapi ada
lalapan juga kok, buat yang pengen makan selain babi. Saya pun memilih makan
ayam dengan sambal matah tentunya. Harga makannya sih bervariasi, ada yang Rp
10.000 – Rp 30.000, tergantung dari isi lauknya. Jadi jangan lupa nanya aja
dulu harganya dan isinya apa aja.
Favorit! Ayam + Sambal Matah |
8. Bukit Campuhan
Keesokkan
harinya, pagi-pagi kami mengunjungi Bukit Campuhan yang jaraknya kira-kira 15
menit dari penginapan, jaraknya 4,7 km. Tempat ini biasanya buat yang mau
olahraga pagi-pagi, seperti jogging atau sepedaan sih. Tempatnya cukup luas
kalau dikelilingi. Biasanya juga menjadi lokasi buat foto-foto pre-wedding atau
mungkin buku tahunan juga. Saya sih menyarankan kalau ke sini pagi-pagi atau sore sekalian ya.
9. Clear Café
Setelah
jalan-jalan santai, pengen yang adem lagi, kali ini kami mencoba minuman di
Clear Café yang nggak jauh juga dari kawasan pusat Ubud yang kemarin kami
kunjungi. Tempatnya cozy dan nyaman banget. Saya seneng banget ngeliat desain dan
konsep café nya jadi adem gitu ngeliatnya. Di sini pun minumannya rata-rata
yang sehat juga, semacam jus, tapi dengan berbagai kreasi gitu. Untuk range
harganya start dari Rp 5.000 lho. Pilihan menunya beragam banget. Btw, kmau
bisa download menunya juga sebelum belanja, jadi udah ada bayangan mau pesen
apa. Di sini juga menyediakan fasilitas spa, kalau yang pengen santai. Di lantai
duanya, ada tiang perosotan buat turun gitu deh, kayak yang ada di pemadam kebakaran.
Boleh banget dicoba lho!
10. Cat Café Ubud
Setelah minum, kami
mencoba makanan yang ada di Cat Café Ubud yang tentunya bahannya sehat
semuanya. Kamu bisa puas bermain dengan puluhan kucing yang ada di sini, yang
tentunya lucu-lucu banget dan cenderung pemalas hehe. Yang membuat kamu bakalan
ngerasa makin gemes ama mereka. Cat Café Ubud ini ada di lantai dua, jadi
mungkin kamu awalnya agak sulit untuk menemukannya karena berada tepat di
tikungan jalan gitu. Parkirnya juga agak susah sih kalau kamu membawa mobil. Di
sini juga menyediakan merchandise yang
berhubungan dengan kucing gitu. Kami menghabiskan waktu di sini sampai pukul 16.00
sebelum akhirnya pulang ke Denpasar.
Kucingnya polos banget |
Nah, itu tadi beberapa rekomendasi tempat yang bisa kamu kunjungi kalau liburan di Ubud. Sebenarnya masih ada banyak pilihan tempat, sesuai dengan selera tentunya mau berwisata di alam, atau wisata kuliner, atau sekedar santai-santai saja. Semoga bermanfaat ya!
Cheers!
No comments:
Post a Comment