Sesuai janji postingan sebelumnya, gue bakalan posting cerita selanjutnya
as soon as possible. Setelah hari pertama berjalan dengan mulus, walaupun kaki
terasa cukup lelah karena jalan kaki ke sana sini.
2 Februari
Hari ini gue memutuskan untuk bangun rada siang aja, soalnya tempat yang
mau dikunjungi masih sekitaran satu komplek gitu jugaan. Alhasil, jam 8 waktu
setempat baru mandi dan siap-siap buat check out. Sarapan pagi itu sereal dan
segelas teh tarik hangat. Nyam! Setelah habis, nambah sepotong roti lagi hehe.
Setelah itu, gue sama temen gue mencoba untuk membuat tempat fix yang bakalan
dikunjungi hari itu. Setelah check out, uang deposit pun dikembalikan. Oh ya,
jangan khawatir, kamu masih tetap bisa nitip barang-barang kamu walaupun sudah
check out dan aman kok! Staff bakalan masukin barang-barangmu ke dalam staff
room gitu yang dikhususkan untuk penitipan barang gitu.
BUGIS STREET
Menjadi pilihan tempat pertama yang kami kunjungi hari itu. Kenapa? Biasa
beli-beli barang atau oleh-oleh sesuai budget ala mahasiswa kayak kita ini. Tempatnya
gak jauh-jauh banget dari tempat penginapan, cukup naik bus terus turun di
depan bugis junction. Harga barang-barang di bugis street memang murah dan
terjangkau. Harga gantungan kunci biasa SGD10 per 24 pcs. Harga tas semacam
goodie bag gitu beli 1 harganya SGD 4, beli 2 jadi SGD 7, beli 3 jadi SGD 3.
Makin banyak beli makin banyak diskonnya. Di sini juga banyak cemilan asal
Jepang sama Korea juga lo! Kayak kitkat, terus pepero, dan cemilan eksis di
Jepang sama Korea gitu dah.
Ini tampak depan dari Bugis Street |
source: www.thousandwonders.net |
Ini salah satu bus yang dari Singapore ke Johor Bahru |
MERLION PARK
Tempat selanjutnya adalah ikon nya Singapore! MERLION PARK! Patung singa
yang mengucurkan air dari mulutnya ini memang udah dikenal sebagai ikonnya
Singapore. Gue kira ukurannya cuman dua meteran doang, eh ternyata gede juga.
How to get there? Bisa mulai jalan dari Raffles Palace MRT, atau Bayfront MRT.
Paling pas sih sebenarnya naik bus. Agar lebih mudah pakai bus yang mana,
berhenti dimana gunakanlah fasilitas Google Maps di smartphone kamu.
VIVO CITY DAN… MALAPETAKA
Why? Di sinilah awal dari masa-masa terburuk gue di Singapore dimulai.
Awalnya berniat main ke Sentosa Island tapi malah berubah jadi mimpi buruk.
Semua berawal dari mencari lokasi terdekat untuk menuju Sentosa Island, akhirnya
kami memilih naik bus, tapi ternyata dari Vivo City-lah yang terdekat. Kami pun
turun, kemudian menyebrang dan berniat kembali ke Vivo City. Naik bus lagi, dan
berhenti di Harbour Front MRT dan di saat mau mengabil handphone ternyata…ia
sudah lenyap tidak ada di tas. Terakhir kali inget banget masih gue pegang
waktu di Vivo City lalu lupa. Gue dan temen gue bagi tugas, dia balik ke Halte
bus Vivo City, gue ke tempat naik bus terakhir. Gue panik, tapi mencoba untuk
tetap tenang. Mau naik bus, ternyata STP gak berfungsi di bus itu, gue memilih
untuk lari! Iya lari sekitar 2 kilometerlah, dengan kondisi lagi haus dan
lapar. Tapi itu semua terlupakan. Sampai di halte bus terakhir naik, gak ada
tanda-tanda iPhone gue. Gue masih tenang, akhirnya kembali ke Vivo City tempat
meet up dengan temen gue yang nyari di sana duluan. And then, NIHIL. Enggak
ada. Akhirnya gue lapor ke bagian informasi bus, yang lumayan juga jalannya.
Sampai disana kasi penjelasan kalau iPhone gue ilang, kemungkinan di bus.
Untungnya masih ingat nomor busnya. Hal selanjutnya adalah HOW TO CONNECT TO
WIFI? Soalnya handphone temen gue kebetulan iPhone juga tapi gak ada koneksi
jadi gak bisa pake Find My iPhone. Mulailah frustasi. Akhirnya kita kembali ke
stasiun MRT, gue nanya petugas di sana dimana bisa dapat konesi free-wifi tapi
tetep aja nihil. Ini nih super minusnya Singapore menurut gue, susah banget
dapet free-wifi. Padahal di sana tertulis ada layanan free-wifi tapi gak ada
wifinya. Sht. Akhirnya gue mencoba di lantai bawah dekat dengan MRT. Tetep
nggak ada.
Oke, gue memilih untuk bertanya pada orang-orang baik yang bersedia buat
tethering ke hape temen gue. Orang pertama cewek, gue berani nanya karena ada
eye contact antara kita, sayangnya dia gak ada koneksi internet, walaupun handphonenya
iPhone. Orang kedua juga gak punya, orang ketiga yang akhirnya menjadi
penolong. Dua cewek kayaknya masih SMA, kebetulan pake iPhone juga, terus gue
menjelaskan keadaan gue saat itu. Mereka bersedia tethering data internet dan
menunggu kami. Oke lokasi iPhone gue terdeteksi setelah satu jam hilang, dan
baterainya semakin menipis, karena pas banget waktu ilang sisa 17% doang.
Sayangnya, lokasinya jauh di bukit gitu. Awalnya gue kira taman tapi ternyata
bukan. Mencoba menghubungi tapi tidak ada respon.
Kami pun meluncur ke tempat terdekat dengan lokasi terakhir iPhone.
Sampai sana masalah lagi adalah tidak ada koneksi! Sial! Akhirnya gue minta
tolong sama bapak yang lagi nongkrong di depan veranda hotel. Untungnya
bapaknya baik dan mau nolongin. Lokasi semakin dekat tapi masih bingung dengan
lokasi yang berpindah-pindah. Entarnya deket lokasi pertama, trus ntarnya
pindah jadi deket hotel gitu. Bahkan pegawai hotel di sana juga nolongin, OMG
gue percaya memang banyak orang baik juga kok. Mencoba berjalan ke lokasi
paling akhir, tapi nihil, lokasi itu hanya tanah lapang gitu doang. Makin
bingung, ini sebenernya lokasi iPhone dimana sih. Oke akhirnya lokasi terupdate
itu ada di atas bukit. Mau nggak mau gue jalan terus lari ke tempat itu,
sekitar 3 kilometerlah dengan jalan menanjak. Jalanannya sepi, hanya ada
beberapa rumah elite doang. Makin deket, akhirnya ketemu sama sopir taxi yang
mau juga sharing internet, dan ternyata lokasi iPhone udah move lagi, ke tempat
yang lebih gak jelas sebenernya. Dia pun cerita kalau dia juga sempat
kehilangan iPhonenya dan gak pernah ditemukan walaupun sudah lapor ke polisi.
Makin pupus harapan gue waktu itu. Udah sangat amat lelah dengan segalanya.
Semakin dekat dengan lokasi iPhone, eh jalan menuju tempat itu dipalang dan
ditutup. SO HOW? Sampai supir taxi itu bingung gimana cara handphone gue bisa
di sana. Ntah kenapa gue mikir kalau ini memang janggal. Mulai dari cara tuh
handphone ilang dan lokasi keberadaannya. Well, iPhoneku akhirnya offline
karena kehabisan baterai. Bye.
Kami pun kembali ke hotel yang paling dekat dengan lokasi tempat mencari
handphone gue, namanya Hotel Fragnce. Kami dipersilahkan untuk duduk dulu. Gue
Cuma bisa menghela nafas. Mau nangis? Apa yang mau ditangisin? Handphone?
Jugaan kagak bisa balik juga. Waktu itu beneran gak bisa mikir, cuman mikir
gimana cara dapetin handphone itu, gue masih percaya kalau pun ada yang ngambil
handphone itu semoga orang baik. Sempat terfikir untuk give up pada perjalanan
selanjutnya, memilih untuk nginap lagi sehari di Singapore, kalau nggak ketemu
besoknya yaudah mau balik aja ke Indonesia.
Namun, teman gue meyakinkan buat lanjut ke plan awal, yaitu tetep ke
Malaysia. Gue mencoba untuk berfikir jernih. Tenang. Dan akhirnya gue memilih
untuk lanjut ke Malaysia seperti plan awal. Hari itu gue ngerasa super lelah.
Udah itu aja. Gak ada kata-kata lain lagi. Gue baru makan lagi jam 9 malam di
sana. Itu baru makan besarlah, makan nasi lemak. Itu pun nggak habis. Nggak
kayak gue yang biasanyalah. Kalau lagi normal pasti mesen dua porsi tuh saking
lapernya. Gue mencoba ikhlas melepas iPhone itu walaupun dia baru juga sebulan.
So sad. Malam itu baru bilang sama ayah kalau iPhone itu sudah menghilang.
Oke, setelah sampai di Kranji MRT, pindah ke arah bus dengan kode 170x woodlands
– johor bahru check point. Nggak perlu bayar lagi kalau kamu masih pake STP
kok! Nggak sampai 10 menit, sampai di woodlands check point, di sini cek paspor
terus dicap menandakan udah meninggalkan Singapore. Lanjut lagi naik bus dengan
kode 170x yang mana aja boleh kok yang penting setipe aja busnya. Sampai di
Johor Bahru check point, turun lagi, lewatin imigrasi terus dapet cap yang
menandakan masuk Malaysia. Setelah itu, gue dan temen gue berpisah. Gue lanjut
naik kereta ke Kuala Lumpur, dia naik bus. Stasiun JB Sentral, dekat banget
dari JB Check Point kok, jadi cukup jalan kaki aja. Setelah itu, pas banget
nyampe JB Sentral keretanya udah datang, gue langsung aja naik ke kereta terus
ngabarin ayah lewat sms kalau udah mau berangkat ke Kuala Lumpur.
Gue menyadari, hari itu sangat melelahkan buat gue. Saking lelahnya,
nangis aja gak bisa. Memilih untuk bengong dan diem aja, saking gak ada
tenaganya lagi lah.
Gue percaya sama kutipan quote ini:
“God will not take something from you, except God will replace it with
something more better than the last one.”
Mungkin gue emang kehilangan handphone gue, tapi gue yakin hal yang ini
ada maknanya, ada yang lebih baik yang sudah disiapkan Tuhan.
No comments:
Post a Comment